Jumat, 07 November 2008

Persahabatan

Dari Yunus bin Abdul A'la dia berkata :

Asy-Syafi'i berkata kepadaku :
"Wahai Yunus, jika ada sesuatu yang tidak menyenangkan dari temanmu yang menimpa dirimu, janganlah kamu terburu-buru untuk menyulut api permusuhan. Sebab jika sampai demikian maka kamu tergolong orang yang telah menghilangkan keyakinannya dengan sebuah keraguan. Lebih baik kamu menemuinya terlebih dahulu dan katakan kepadanya, "Aku mendengar dirimu bahwa dirimu telah melakukan atau mengatakan ini dan itu." Janganlah sekali-kali kamu menyebutkan siapa yang menjadi sumber berita tersebut. Jika dia mengingkari khabar tersebut, maka katakanlah kepadanya, "Kalau begitu kamu yang lebih jujur dan lebih benar." Jangan lagi kamu menambah perkataan-perkataan yang lainnya.

Akan tetapi jika dia mengakui desas-desus yang telah kamu dengar dan kamu melihat dia memohon maaf untuk masalah itu, maka berikanlah maaf kepadanya. Jika kamu tidak melihat adanya tanda-tanda permohonan maaf darinya, maka katakanlah kepadanya, "Sebenarnya apa maksudmu dengan perbuatan atau perkataan yang sampai terdengar ke telingaku?" Jika setelah itu ada tanda-tanda pernohonan maaf darinya, maka berikanlah maaf untuknya. Jika dia masih saja tidak ingin untuk memohon maaf dan kamu benar-benar kesulitan jalan keluar masalah ini, maka seketika itu juga putuskan bahwa orang itu adalah orang yang tidak baik. Setelah itu kamu berhak untuk memilih. Kamu bisa membalas dia dengan hal yang serupa yang telah kamu terima tanpa melebih-lebihkan belaan tersebut sedikitpun. Namun kamu bisa juga memaafkan dia. Hanya saja pemberiaan maaf merupakan perbuatan yang lebih dekat dengan ketaqwaan dan lebih dekat dengan sifat kedermawanan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta'ala, " Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah." ( QS. Asy-Syura 40 )

Jika jiwamu terus saja mendorong untuk melakukan pembalasan atas perlakuan yang tidak menyenangkan tersebut, maka renungkanlah kembali kebaikan-kebaikan yang dulu pernah dia perbuat kepadamu. Maka berbuatlah kebajikan kepadanya walau pun kamu telah menerima keburukan ini. Janganlah pernah kebaikan yang dulu pernah diperbuat kepadamu terkurangi nilainya gara-gara keburukan yang baru saja menimpa dirimu. Karena jika kamu melakukan itu berarti kamu sendiri sebenarnya telah melakukan perbuatan zhalim. Wahai Yunus, jika kamu mempunyai seorang teman, maka jagalah hubungan baik dengannya. Karena mencari teman itu sangat sulit dan memutuskan hubungan dengan rekan sangatlah mudah."


sumber : Shifatush - Shafwah II/ 252-253 karya Ibnul Jauzi

1 komentar:

  1. Semoga sahabat bukan hanya salah satu kata panambah kosakata,tapi memang ada

    BalasHapus